Mahasiswa Ilmu Ekonomi UNPAR Wujudkan Tiga Program Pemberdayaan Masyarakat di Desa Panundaan

Panundaan, 2025. Mahasiswa Ilmu Ekonomi UNPAR menutup rangkaian pengabdian masyarakat pada semester ini di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, dengan hasil yang mendapat sambutan hangat dari warga. Selama tiga bulan, mereka menjalankan tiga program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat, mulai dari pendidikan bahasa, kesehatan gizi anak, hingga peningkatan keterampilan keuangan pelaku usaha.

Program pertama yang diberi nama Lingua Panundaan difokuskan pada peningkatan keterampilan dasar bahasa Inggris siswa kelas lima SDN Simpang. Melalui metode komunikatif-interaktif yang memadukan permainan edukatif, media visual, lagu anak, dan video animasi, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan partisipatif. Tim juga menyusun buku ajar tiga bahasa, yaitu Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, yang memuat kosakata tematik, contoh kalimat, terjemahan, serta latihan soal. Perubahan positif terlihat pada para siswa yang kini lebih berani berbicara dalam bahasa Inggris. “Anak-anak jadi lebih berani mengucapkan kata-kata baru. Metode permainan membuat mereka belajar sambil senang,” ungkap Dewi Magdalena Lafau, salah satu anggota tim pelaksana.

Program kedua menyasar ibu-ibu Posyandu RW 14 dengan tujuan mencegah stunting melalui pemanfaatan potensi lokal dalam pembuatan Makanan Pendamping ASI atau MPASI. Menggunakan metode Asset Based Community Development dan Participatory Action Research, tim mengajak warga untuk menggali potensi pangan desa yang dapat diolah menjadi MPASI bergizi. Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal, dilanjutkan dengan penyuluhan, diskusi kelompok, dan demo masak MPASI berbahan hasil pertanian setempat. Dari rangkaian kegiatan tersebut lahir buku resep berjudul Dapur MPASI Mama yang memuat panduan pembuatan MPASI sesuai usia anak, informasi nilai gizi, dan tips praktis dengan bahan terjangkau. “Ternyata bahan dari kebun sendiri bisa dibuat MPASI bergizi. Kami jadi lebih percaya diri memberikan makanan sehat untuk anak,” ujar Ibu Rina, kader Posyandu yang aktif mengikuti kegiatan.

Program ketiga berfokus pada peningkatan literasi keuangan bagi pelaku UMKM dan pengelola desa wisata. Berdasarkan survei awal, sembilan puluh tiga persen pelaku usaha mengakui pentingnya pembukuan, tetapi sebagian besar belum memiliki sistem pencatatan yang terstruktur. Tim kemudian menyusun modul akuntansi sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah atau SAK EMKM, yang berisi pengertian, tujuan, manfaat, dan siklus akuntansi, untuk digunakan dalam sosialisasi dan pelatihan. Kegiatan berlangsung di aula desa dan posyandu setempat, dengan materi yang mengajarkan pembuatan laporan laba rugi sebagai salah satu bentuk laporan keuangan sederhana. Hasil evaluasi menunjukkan tujuh puluh lima persen peserta merasa lebih mampu melakukan pembukuan dan delapan puluh tujuh koma lima persen menilai materi sangat relevan. “Pembukuan itu bukan sekadar catat uang masuk-keluar, tapi alat untuk mengukur arah usaha. Pelatihan ini membuka wawasan UMKM,” kata Dr. Siwi Nugraheni, dosen pembimbing yang mendampingi kegiatan dari awal hingga akhir.

Kepala Desa Panundaan menyampaikan apresiasi terhadap peran mahasiswa Ilmu Ekonomi UNPAR yang dinilai tepat sasaran. Menurutnya, anak-anak kini lebih semangat belajar, para ibu semakin memahami pentingnya gizi, dan para pelaku usaha mampu mengelola keuangan dengan lebih rapi. “Program ini nyata terasa manfaatnya, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan desa,” ujarnya. Kolaborasi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah desa diharapkan menjadi langkah berkelanjutan menuju kemandirian di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, sehingga Desa Panundaan dapat terus berkembang secara mandiri dan berdaya saing.