Jakarta – Dunia ekonomi Indonesia tengah diramaikan oleh kabar besar, yaitu pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati kepada Purbaya Yudhi Sadewa. Pergantian ini bukan hanya sekadar rotasi jabatan, tetapi juga memberi sinyal penting bagi arah kebijakan fiskal dan kepercayaan pasar ke depan.
Sri Mulyani sendiri merupakan sosok yang telah lama mewarnai panggung ekonomi nasional maupun internasional. Lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia ini melanjutkan studi hingga meraih gelar S2 dan S3 di University of Illinois Urbana–Champaign, Amerika Serikat. Karier akademiknya berawal sebagai dosen Fakultas Ekonomi UI, sebelum kemudian masuk ke dalam kabinet pemerintahan. Pada 2004, ia dipercaya menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), lalu setahun setelahnya dilantik sebagai Menteri Keuangan. Reputasinya makin menanjak ketika dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia oleh majalah Euromoney. Kiprahnya kemudian berlanjut di tingkat global saat ia menduduki kursi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Presiden Joko Widodo akhirnya memanggilnya kembali ke tanah air pada 2016 untuk kembali mengemban amanah sebagai Menteri Keuangan, sebuah posisi strategis yang dipegangnya hingga kini.

source: ajaib.co.id
Tongkat estafet itu kini berpindah ke Purbaya Sadewa. Ia dikenal sebagai ekonom dengan latar belakang akademis yang solid. Setelah menamatkan studi S1 di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB), ia melanjutkan pendidikan di University of Notre Dame, Amerika Serikat, dan meraih gelar PhD di bidang Ekonomi. Purbaya bukan nama baru dalam dunia kebijakan publik, ia pernah aktif sebagai peneliti, staf khusus di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, hingga menjabat sebagai Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, ia juga dikenal dekat dengan pasar keuangan, baik melalui kiprah riset maupun peran strategis dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Maka tak heran jika dalam pernyataan perdananya, Purbaya dengan percaya diri mengatakan, “Saya sudah 15 tahun di pasar.” Kalimat sederhana ini ternyata memberi efek luar biasa, menenangkan pelaku pasar yang sebelumnya sempat dilanda kecemasan.

source: LPS
Pergantian lima menteri sekaligus, termasuk posisi Menteri Keuangan, sempat memicu gejolak di bursa saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam ketika kabar reshuffle pertama kali mencuat, mencerminkan keraguan investor terhadap arah kebijakan yang akan diambil pemerintah. Namun situasi itu tidak berlangsung lama. Optimisme kembali muncul, tercermin dari kenaikan IHSG setelah Purbaya menyampaikan pengalamannya di pasar keuangan dan menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas. Fenomena ini sekali lagi memperlihatkan betapa eratnya hubungan antara dinamika politik, arah kebijakan ekonomi, dan respon psikologis pasar.
Di balik transisi ini, Sri Mulyani meninggalkan warisan besar, yaitu disiplin fiskal, kredibilitas kebijakan, serta reputasi Indonesia di mata dunia. Tantangan selanjutnya berada di tangan Purbaya, yang kini harus membuktikan bahwa kesinambungan dan konsistensi kebijakan tetap terjaga. Dan di tengah riuhnya pergantian ini, sebuah kalimat sederhana namun penuh makna terus bergema di ruang publik: “Terima kasih Bu Sri Mulyani. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia.”