Kuliah Lapangan Ilmu Ekonomi UNPAR: Menyelami Masa Depan Energi Bersih di PLTS Terapung Cirata

Cirata, 16 Mei 2025Ilmu Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengadakan kuliah lapangan mata kuliah Pengantar Pembangunan Berkelanjutan ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata. Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat, 16 Mei 2025 ini memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk memahami implementasi nyata proyek energi terbarukan berskala besar di Indonesia.

PLTS Terapung Cirata, yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat, dikelola oleh PT Pembangkitan Masdar Solar Energi (PT PMSE), hasil kolaborasi antara PT Pembangkitan Jawa-Bali Investasi (anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara/PLN) dan Masdar dari Uni Emirat Arab. Dibangun sejak Mei 2021 dan resmi beroperasi pada 2023, proyek ini menempati sekitar 250 hektare atau 5 persen dari keseluruhan luas waduk, dan telah berhasil menghasilkan listrik sebesar 250–300 gigawatt-jam (GWh) per tahun. Energi yang dihasilkan disalurkan ke jaringan transmisi 150 kilovolt milik PLN dan terhubung ke sistem interkoneksi kelistrikan Jawa–Bali, sehingga mendukung pasokan listrik bagi ribuan rumah tangga di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, yang memiliki tingkat konsumsi tinggi pada siang hari. Selain membantu memenuhi kebutuhan energi domestik, proyek ini juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon hingga 214.000 ton per tahun.

Pada paparannya, Dimas Kaharudin selaku Direktur Operasional PT PMSE, menjelaskan bahwa Cirata dipilih sebagai lokasi karena berbagai keunggulan strategis seperti infrastruktur kelistrikan yang kuat ditandai dengan telah tersambungnya jaringan ke kapasitas 150 kV dan 500 kV, konsumsi listrik tinggi di siang hari di wilayah Jawa Barat yang sejalan dengan profil produksi tenaga surya, serta status Waduk Cirata sebagai danau buatan milik PLN yang menyederhanakan proses perizinan dan studi lingkungan.

Ia turut menegaskan bahwa teknologi yang diterapkan dalam proyek ini merupakan salah satu yang paling mutakhir di Asia Tenggara, dengan penggunaan lebih dari 343.000 panel surya berdaya efisiensi tinggi (21%) yang tahan terhadap kelembapan, sistem pelampung berbahan High-Density Polyethylene (HDPE) yang ramah lingkungan dengan masa pakai hingga 25 tahun, serta inverter pusat dan sistem transmisi berstandar internasional. “Kami menggunakan teknologi yang sudah teruji agar pembangkit ini tidak hanya optimal dalam menghasilkan energi, tetapi juga mampu beroperasi secara andal dalam jangka panjang,” ujar Dimas Kaharudin, Direktur Operasional PT PMSE. Dari sisi sosial, proyek ini juga membuka hingga 1.800 lapangan kerja selama masa konstruksi dan operasional, serta mendorong berbagai program pemberdayaan masyarakat, mulai dari pelatihan keterampilan, peningkatan fasilitas umum, hingga pengembangan kapasitas warga terdampak. “Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga bagaimana proyek ini memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.

Salah satu peserta kuliah lapangan, Abigail Tabitha, mahasiswi kelas Pengantar Pembangunan Berkelanjutan, mengungkapkan, “Melihat langsung bagaimana proyek ini bekerja membuka wawasan saya tentang pentingnya kebijakan pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan dan keadilan sosial. Ini pengalaman yang sangat membuka mata.”

Kegiatan ini menjadi ruang belajar kritis bagi mahasiswa untuk memahami bahwa pembangunan berkelanjutan bukan sekadar wacana, tetapi sebuah jalan panjang yang membutuhkan kolaborasi teknologi, kebijakan publik, dan partisipasi masyarakat. Mahasiswa diajak untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku perubahan dalam mendorong transisi energi dan pencapaian target net zero emission 2060 Indonesia.

Dengan diadakannya kuliah lapangan ini, diharapkan dapat memperkuat pemahaman mahasiswa Ilmu Ekonomi UNPAR tentang urgensi pembangunan berkelanjutan yang bersifat holistik, yaitu berakar pada inovasi, kesadaran ekologis, dan keadilan sosial demi masa depan yang lebih bersih dan adil bagi generasi mendatang.